Main game buang-buang waktu? Masa sih?
Bila diberikan pilihan, setiap manusia memiliki pilihannya masing-masing ketika memilih suatu hal. Dalam hal apapun tanpa terkecuali.
Dalam memilih makanan yang sebaiknya dimakan, pakaian apa yang sebaiknya digunakan atau sepatu apa yang cocok untuk berpergian dan masih banyak lagi.
Di era digital dan teknologi yang semakain maju, semua sudah dipermudah dengan munculnya mesin dan beberapa aplikasi yang telah dikembangkan oleh pihak pengembang.
Tujuannya sudah pasti untuk memudahkan manusia dalam beraktivitas. Mungkin dulu memotong rumput, orang-orang masih menggunakan cara manual dengan mengguntingnya.
Namun saat ini di mana teknologi sudah semakin berkembang, sudah hadir mesin pemotong rumput yang memudahkan manusia untuk mengerjakan hal tersebut. Ya walaupun masih ada beberapa yang menggunakan cara manual.
Mungkin dulu seluler yang kita gunakan hanya berfungsi untuk melakukan panggilan suara atau mengirim pesan teks biasa.
Tapi kalau bicara sekarang? Sudah jelas berbeda. Seluler semakin canggih, bahkan dengan sebutan baru sebagai smartphone pun muncul karena kegunaannya yang sudah beraneka ragam.
Melakukan panggilan tidak hanya melalui suara, tapi kita sudah bisa bertatap muka walaupun jarak membatasinya. Mengirim pesan tidak hanya teks, tapi sudah bisa mengirim gambar, video, sticker dan hal lainya.
Berbicara perkembangan dari era digital tidak akan ada habisnya. Selalu dan selalu saja muncul hal baru. Kita ambil contoh ketika platform media sosial muncul seperti Friendster, kemudian muncul kembali Facebook, Twitter, Path, Instagram dan Snapchat.
Selalu saja ada pembaruan dari apa yang sudah muncul sebelumnya. Semakin ke sini, manusia semakin dipermudah dan dimanjakan. Semakin banyak pilihan bagi kita untuk melakukan aktivitas.
Tak terkecuali dengan game yang akan kita bahas saat ini. Tidak hanya platform media sosial saja yang mengalami perubahan. Perkembangan game juga patut diperhitungkan.
Main Game Bukan Cuman Buang-Buang Waktu
Hadirnya game pada kehidupan manusia, menjadi sebuah opsi bagi mereka yang tidak terlalu suka melakukan kegiatan fisik dan lebih memilih untuk menghabiskan waktu main game di rumah sambil menyantap cemilan favorit mereka.
Game muncul memang untuk memberikan hiburan kepada kita. Namun tidak sedikit orang yang rela lebih banyak menghabiskan waktu lebih lama ketika bermain game daripada aktivitas lainnya.
Alhasil pekerjaan lain tertunda, beberapa orang kecewa dan akhirnya game disebut sebagai sesuatu hal yang buruk karena hanya membuang-buang waktu saja. Tidak salah, namun kalimat tersebut tidak sepenuhnya benar.
Semua kembali lagi kepada pribadi mereka masing-masing. Tergantung bagaimana mereka bisa mengatur waktu untuk bermain game ketika sudah menyelesaikan pekerjaan utama agar orang lain tidak kecewa.
Tapi apakah kata membuang-buang waktu masih berlaku ketika kita bermain game saat ini?
Seperti yang kita tahu, sejak munculnya game online di PC, game bukan hanya sebagai hiburan saja. Aktivitas ini berubah ketika gamer bisa melihat peluang yang menjanjikan dengan menciptakan penghasilan dari game yang mereka mainkan.
Warnet merupakan salah satu tempat yang bisa menjadi ekosistem besar ketika gamer bisa mendapatkan penghasilan dari game online yang dimainkan. Menjual item game, membuka jasa untuk mempermudah pemain lainnya menaikkan level, atau kompetisi game online.
Belum lagi kehadiran esports di dunia game yang membuat industri game semakin maju. Ekosistem ini hadir dengan memberikan harapan bagi para gamer agar sebutan membuang-buang waktu bisa dipatahkan.
Turnamen besar, gaji yang mencukupi, dan sponsor yang terus berdatangan menjadi sumber kekuatan mereka para gamer untuk bisa menjadikan aktivitas bemain game menjanjikan.
Esports Menjadi Sebuah Harapan
Kata esports memang masih terdengar asing beberapa tahun belakangan. Walaupun kompetisi game Dota 2, League of Legends dan Conter-Strike sudah berlangsung beberapa tahun sebelum akhirnya game mobile populer, kata esports masih menjadi hal yang tabu bagi sebagian masyarakat khususnya di Indonesia.
Entah kapan kata esports mulai sangat populer, namun berdasarkan apa yang kami ikuti, esports mulai populer ketika hadirnya game mobile dengan basis online seperti Mobile Legends, Arena of Valor, PUBG Mobile, Free Fire dan game online lainnya.
Ketika para publisher dan pengembang berinisiatif untuk membuat kompetisi besar dengan konsep game online yang mereka kembangkan, membuat esports mulai populer dan bermain game mulai dihargai.
Ketertarikan masyarakat Indonesia untuk menjadi atlit esport profesional semakin meningkat. Banyak anak muda yang memimpikan dapat bergabung dan menjalani profesi sebagai gamer profesional.
Banyak investor yang akhirnya mulai melirik ekosistem esports dan mulai menanamkan dana mereka ke beberapa tim esports yang ikut berkompetisi.
Mulai banyak pelaku bisnis yang akhirnya rela merogoh kantong mereka untuk menjadi sponsor di beberapa kompetisi game yang diadakan oleh pihak publisher dan developer.
Sudut pandang orang dewasa bahkan orang tua mengenai game perlahan mulai berubah. Mereka sudah tidak lagi menganggap game merupakan aktivitas yang hanya membuang-buang waktu saja.
Karena tidak hanya dampak negatif, tapi terdapat hal positif yang bisa didapatkan bila memang serius dan konsisten dalam menjalani karir sebagai gamer profesional.
Sudah banyak atlit esports yang menghasilkan keuntungan luar biasa hanya dari bemain game saja. Mulai dari hadiah kompetisi, gaji dari team, dan sponsorship dari pelaku bisnis.
Jutaan rupiah atau bahkan miliaran rupiah sudah mereka hasilkan hanya dengan duduk manis bermain game.
Memang terdapat tuntuan di dalamnya. Karena tidak semua yang mereka lakukan bisa sebebas yang kita bayangkan. Mereka harus berlatih berjam-jam dengan rekan satu tim demi mendapatkan kekompakan.
Mereka juga diharuskan untuk meraih gelar juara dan masih banyak lagi tuntutan yang semuanya tidak kita ketahui.
Bukan Cuman Esports Saja
Kenyataannya bukan hanya atlit esports yang menjadi pintu harapan bagi para gamer. Banyak opsi lain bagi gamer agar bisa menikmati penghasilan yang menjanjikan.
Kita bisa ambil contoh reviewer game. Baik melakukan review game dengan menuangkannya di blog atau berupa video di youtube.
Menjadi konten kreator gaming di youtube dengan konsep let’s play seperti Miawaug, Pokopow, Tara Arts Game Indonesia, atau Menjadi streamer game di Twitch.
Game sudah tidak lagi menjadi hal yang negatif di kalangan masyarakat. Banyak sekali hal positif yang bisa didapatkan bila kita paham memanfaatkannya dan serius menjalaninya. Mendapatkan penghasilan dari game sudah lagi bukan hal yang tabu.
Namun bukan berarti kami menyarankan kalian untuk mengambil profesi di atas. Semua kembali lagi kepada kalian. Bila ingin menjalani profesi seperti mereka, maka kalian harus rela melakukan hal-hal yang selama ini belum tentu kalian sukai.
Karena pada kenyataannya, ketika biasa memainkan game untuk menghibur diri ketika aktivitas utama telah selesai, di sini kalian akan merubah sudut pandang bermain game menjadi sebuah kewajiban dan harus rela menjalani hidup yang kompetitif dengan pesaing atau lawan kalian nantinya.
Jadi, apakah kalian sudah menentukan ingin menjadi gamer profesional atau tetap menjadikan game hanya sebagai hiburan saja?
Apakah game benar-benar hanya mebuang-buang waktu saja atau malah sebaliknya?
Untuk informasi lainya seputar game, kalian bisa selalu pantengin situs Bahas Game ID atau follow Facebook kami di @bahasgameid dan Instagram Bahas Game ID di @bahasgameid. Kalian juga bisa dukung kami dengan subscribe channel Youtube kami di Bahas Game ID.
Tinggalkan Balasan